PALSU
Ku dengar sebuah kata manis yang terangkai dalam bingkai prosa Dan Seolah-olah dia mencoba mengingatkanku... Api kerinduan semakin menikam tubuhku melunglaikan tulang lemahku Sementara di ufuk barat senja mulai membalut kerinduanku Ombak di laut menghepaskan mimpi indahku Lalu, datanglah sebuah senyuman dari bibir ini seperti sebuah alibi yang menutupi sebuah kenyataan Kini, kepalsuan dan kenyataan semakin menutupi jati diri Sementara dalam tatapan mataku ada sebuah kehancuran Getaran akan penyesalan makin merasuk Mencoba mengingat dan mengulang kesempatan itu Mencoba lagi, lagi, dan lagi Hingga pada akhirnya kesempatan itu telah menghilang dan tak akan kembali, selama rasa itu mengering