Beswan Djarum Part 2: Tips and Trick seleksi beswan djarum + Spoiler Nation Building, Character Building, dan Leadership Development
Menjadi bagian dari beasiswa
djarum plus adalah sebuah kebangaan yang dulu cuma ada dalam khayalan doang.
Tau-tau sudah purna dan melewati semua. Banyak mahasiswa yang memimpikan
beasiswa ini setengah mati, tapi apa yang sebenarnya perlu disiapkan agar bisa
lolos setiap tahapan seleksinya? Yuk disimak, sekalian aku bakal bocorin
kegiatan pelatihan gokil yang dikasih selama kita menyandang status beswan
djarum.
1.
Seleksi
administrasi: Hal yang perlu dipersiapkan adalah semua
dokumen persyaratan yang dibutuhkan untuk daftar, pastikan nggak ada 1 berkas
pun yang tertinggal. FYI yang daftar untuk jadi beswan untuk jumlahnya belasan ribu,
kalau kita teledor, 1 berkas dan syarat penting nggak terpenuhi, maka kita sama
aja menutup satu pintu awal menuju proses berikutnya. Seleksi administrasi itu
ibarat tiket masuk, kalau tiket aja kita gagal dan nggak punya gimana mau ke step selanjutnya? So, harus dipersiapkan
dengan matang dan periksa dengan teliti. Jangan sampai keteledoran membawa
petaka. Susun berkas serapi mungkin, masukkan ke amplop, lalu kirim berkas ke
alamat tujuan.
2.
Tes
tulis : Menjalani tes sulit sama dengan turun ke medan perang,
membutuhkan persiapan yang matang dengan segenap perjuangan. Sebelum tes
usahkan sudah belajar berlatih soal tes potensi akademik (TPA), karena kamu
akan bersaing dengan ribuan orang. Pastikan juga sebelum tes sudah sarapan dan
memiliki kondisi fisik maupun psikis yang prima. Kerjakan soal dengan cepat dan
teliti. Buat psikotesnya kamu cuma perlu mengerjakan sesuai dengan instruksi
dan ikuti apa kata hati, karena akan hasil tes akan mencerminkan gimana
kepribadian kamu.
3.
FGD/GAT: Kalau
kamu dinyatakan lolos tes tulis, maka akan ada tes lanjutan. Di tahapan ini
kamu akan dibagai menjadi kelompok kecil yang berisi mahasiwa pesaingmu dari
universitas lain. Kamu akan dinilai apakah cukup mampu menyelesaikan masalah
maupun tugas, dapat beradaptasi dan apakah memiliki kestabilan emosi yang baik.
Selain itu kamu akan dituntut untuk bisa mengeluarkan argumen dengan cara yang
baik dan menghormati hak orang lain. Jadilah se-aktif mungkin, tunjukkan sisi
terbaikmu, tapi jangan karena ambisi lantas kamu menjelekkan dan menganggap
remeh orang lain ataupun menjadi over
dominant. Intinya do ur best.
4.
Wawancara:
Berikutnya kamu masih harus melalui seleksi wawancara, ini yang paling santai
tapi juga paling bikin jantungan. Usahakan kamu percaya diri, perhatikan juga cara
berpakaianmu, yang rapi dan sopan plus
wangi sesuai dengan seharusnya. Terus tebarkan senyum terikhlasmu dan jabat
tangan interviewer dengan tegas dan
sopan. Jawab pertanyaan dengan jujur dan jangan lupa jaga eye contact serta posisi duduk. Pastikan kamu menjawab semua dengan
sebaik-baiknya tanpa menutupi sisi buruk maupun terbaikmu. Baca dan ingat lagi
apa yang sudah kamu tulisan di form
pendaftaran, karena di sesi wawancara pertanyaannya ga jauh dari itu. Pelajari
dan cari tahu kegiatan pelatihan dan kompetisi apa saja yang akan didapatkan
selama jadi beswan.
5.
And finally banyaklah berdoa dengan semua
perjuangamu. Semoga berhasil jadi beswan berikutnya wwkwkkw.
Setelah
kamu melalui rangkaian seleksi, kamu masih harus berjuang dengan doa wkwkw,
karena yang bikin berat jadi beswan adalah seleksinya yang cukup ketat kayak skinny jeans dan saingannya bejibun. Hal
ini yang jadi alasan kenapa di saat malam pengukuhan beswan alias malam dharma
puruhita banyak beswan yang nangis terharu. Di angkatan 32 saja, beswan yang
terpilih hanya berjumlah 525 se-Indonesia, padahal jumlah pendaftar kami
mencapai lebih dari 18.000 an orang. Merinding disko pokonya.
Apa aja kegiatan pelatihan softskill yang akan didaptkan selama jadi beswan djarum?
1. Nation Building: Kalau
di angkatan saya kegiatan NB dilaksanakan di Kota Semarang selama 5 hari. Tapi
kalau ditotal sama waktu perjalanan, kegiatan ini menghabiskan waktu sekitar 7
hari. Nah berhubung saya beswan dari Malang, saya dan rombongan Malang harus
berangkat naik bus dulu menuju kota Surabaya, tepatnya di kantor djarum. Di
Surabaya kami akan berkumpul dengan beswan Jember dan Surabaya, setelah
diberikan pengarahan kami pun akan berangkat dengan bus menuju kota Semarang,
di dalam bus pun kami akan dicampur biar banyak kenalannya wkwkwk. Kami
berangkat pagi, sampai di Semarang tengah malam. Berikutnya kami pun
mendapatkan fasilitas menginap di hotel bintang lima, ada yang di hoten Grand
Candi dan Ciputra, mantap lah soal fasilitas gak usah diragukan lagi haha.
Begitu sampai di kamar hotel, aku disambut oleh rekan sekamar yaitu beswan dari
UNS Solo, namanya Hana. Sekamar isinya tiga orang, dan semua pada gak ada yang
kenal. Aku dan Hana masih menunggu salah satu rekan sekamar dari beswan
Jakarta. Sambil menata barang, aku mendapatkan sebuah kejutan berupa
seperangkat perabotan dari djarum
foundation wkwk. Isinya surat ucapan selamat dari program director djarum beasiswa plus, bapak Primadi H. Serad, pas
baca suratnya aku udah merinding terharu. Terus aku juga dapat beberapa kaos seragam,
buku panduan kegiatan, tas, goodie bag,
flashdisk, name tag, dan tata tertib plus
rundown acara. Buset berasa orang penting pokoknya.
Dan di tengah kesibukan nata barang, ting tong,
datanglah rekan sekamar kami, Hanny beswan dari univ Paramadina Jekardah
wkwkwk. Malam itu juga kami jadi punya keluarga baru. Yeah. Berhubung jadwal
kami sangat padat merayap, kami langsung tidur.
Tepat jam setengah lima pagi, telepon kamar berdering,
aku masih setengah sadar langsung angkat, “morning
call beswan djarum”, sambil ngucek mata aku sadarkan diri. Gilak sih, pake
dibangunin segala, ga butuh alarm kayaknya.
Baru juga sadar, “morning call beswan
djarum” terdengar kembali, dan resmilah sejak hari itu dan seterusnya aku
selalu jadi pengangkat telepon. Nah, di hari ketiga waktu badan kami lelah, aku
sempat mengingau pas angkat telepon, kira2 percakapan yang ku inget begini:
OPERATOR :“Selamat
pagi…”
GUE :
“Hmmm selamat malam…”
OPERATOR :
“Morning call beswan djarum”
GUE :”Hmmm ini masih malam mbak”
Aku gak denger apa2 lagi, dan sambungan telepon
terputus. Ku lanjutin bobo cantik ini. Lalu telepon berdering lagi…
OPERATOR :“Selamat
pagi…”
GUE : “Hmmm selamat malam…ada apa?”
OPERATOR :
“Morning call beswan djarum”
GUE : Ya ampun, morning call terus, ini masih malam mbak
OPERATOR :
“Morning call beswan djarum”
Aku mengucek mata kesal, ku ambil handphone. ASTAGA sudah jam 5 pagi. Ku
tepok jidat dan sambungan telepon pun terputus. Sumpah berasa bego, itu kan morning call berarti itu waktunya kita
bangun. Terus yang nelepon kan operator otomatis, kenapa malah ku ajak ngobrol
dan tanggapin cobak? Langsung ku bangunkan 2 bocah yang terkapar di Kasur
sebelah, dan ternyata mereka samar mendengar kebodohanku menanggapi operator
robot yang kagak bisa diajak ngobrol. Sumpah aku merasa hina dan mereka ketawa
ngikik sambil melihat tampang melongo ku. (oke gak lucu ya? Wkwk lupakan)
Next, selama
di Semarang hari kami disibukkan dengan latian untuk pertunjukan malam dharma
puruhita yang akan dihadiri oleh orang penting. Kami dipilih dan dibagi menjadi
dua tim, yaitu tim teater yang bertugas melakonkan peran dan menari-nari, plus
tim choir yang tugasnya nyanyi dan
ngafalin belasan lagu buat mengiringi pertunjukkan. Saya kebagian tim choir, enak kan Cuma nyanyi2 ngga harus
latian fisik kayak anak teater dengan risiko kaki terkiliri? Enak apanya, kami
Cuma punya waktu latian beberapa hari saja, dan itupun dituntut harus hafal
lagu yang gak familiar dengan jumlahnya ada belasan lagu. Kamu harus nyanyi di
setiap jadwal latian dengan sungguh-sungguh, plus latian nari juga buat
pembukaan. Pelatihnya galak, suara kami harus lantang sampai di hari kedua
latian kami pun mulai serak, dan sibuk ngunyah cemilan baru berupa kencur
mentah!!! Dikit2 nyanyi, berdiri, terus nari2, gitu aja sampe bosen ngantuk,
giliran lipsing eh pas ada pelatih
langsung kena omelan wkwkwk.
Nah di tengah sibuknya jadwal latian dari pagi
sampe malam, kami selalu diberikan asupan gizi makan enak, snack, minuman ber-ion, plus vitamin
C. Jangan ditanya betapa lelah dan bosennya jadi tim choir wkkw. Pelatihnya galak2, kalau salah ulang terus sampe bener,
gak boleh bawa contekkan lirik, hiks.
Selain melakukan persiapan pertunjukkan musikal
yang super mewah dan grande , kami
dikasih kesempatan juga untuk mengikuti diskusi kebangsaan. Gila sih, diskusi
ini kami membahas soal nasionalisme dan cara berkontribusi untuk negeri,
pembicaranya adalah menteri pekerjaan umum, alumni beswan yang jadi ketua KPU
dan pengusaha berlian. Moderator sekaligus MC nya adalah Rosiana Silalahi, OMG,
like the dream come true, mbak Rossie
adalah jurnalis dan news anchor favorit
gue sejak zaman SD. Dulu cuma bisa nontonin di TV, sampe punya keinginan pengin
jadi NEWS ANCHOR biar bisa kayak mbak
Rossie. Dan seketika beliau hadir di depan mata saya live. Selama diskusi berlangsung, banyak hal dan pelajaran yang di
dapat soal bagaimana kami hidup toleransi, karena di Nation building kami
belajar mengenal perbedaan. Kami bertemu dengan 525 penerima beasiswa yang
datang dari ujung Aceh sampe merauke, bangga punya temen banyak dari beragam
suku, budaya, agama, dan asal. Kejutan belum berhenti, saat sesi tanya jawab
saya nggak nyangka bakal semenarik itu, gila rebutan yang mau ngacungin tangan
buat tanya. Aku cuma bisa minder dan garukin kepala, se ambisius itu anak2 buat
tanya ke pemateri sekelas menteri, yang nggak bisa asal ecek-ecek bum bum.
Apa kalian pikir acara sudah berakhir dengan
gitu aja? No, tiba2 saat acara
diskusi selesai, munculah dari arah belakang dekat tempat saya duduk para body guard, lalu seseorang terdengar
bernyanyi, suaranya kayak artis. Eng ing eng…tiba2 aja kami dapat kejutan
JUDIKA, omg..ini kayak mimpi, nonton konser private,
Judika nyanyi banyak lagu live.
Nontonnya bareng temen2 yang asik dan yang baru dikenal. Hohhh…rasanya bahagia
luar biasa…acara berlangsung sampe tengah malam. Meninggalkan kesan yang
gilakkkk….
Besok paginya kami langsung disibukkan dengan
jadwal cultural visit ke kota kretek
“Kudus” Kami mengunjungi GOR djarum tempat para altlet bulu tangkis mencetak prestasi,
lalu ke pabrik rokok kretek KUDUS. DI pabrik kami belajar dan ngobrol soal
proses pembuatan rokok kretek, aku sempat nyoba melinting tembakau jadi rokok,
ternyata susah yes wkwk. Habis itu kami dijelaskan cara pembuangan limbah
pabriknya, keliling lah kami ke perusaahaan sampe bagian belakangnya. Lanjut
masuk ke lokasi bakti negerinya djarum foundation, disana kami dikasih tau
tentang program CSR penghijauan penanaman trembesi, dikasih tau juga beragam
program CSR yang dijalankan selain bakti pendidikan. Nggak selesai disitu, kami
juga diberi kesempatan mengunjungi menara Kudus yang penuh sejarah, lalu juga
ke aset-aset sejarah sekitaran menara. Selesai dari sana kami kembali ke GOR
djarum dikasih makan siang, dan belajar untuk membatik pakai canting dan lilin.
Kami dibagi ke kelompok kecil berisi 3-4 orang untuk mengerjakan proses batik
di kain yang sudah disediakan dan diberi nama plus asal univ kami masing-masing. Hmm bangga menjadi salah satu
pewaris budaya Indonesia. Kelar membatik, kami kembali lagi menuju kota
Semarang.Nggak ngerasain macet sama sekali, karena baik selama kegiatan di
Semarang, Kudus dan kembali ke Semarang lagi, mulai hari pertama sampe akhir
kami selalu dikawal PATWAL wkwkwk. Naik bus beriringan dengan kawalan ketat
polisi, udah berasa orang super penting kan? Alhamdulillah.
Sampe Semarang langsung istirahat? Ngimpi?!
Kami masih punya jadwal latian dan gladi bersih
pertunjukkan lagi, karena besok kami sudah akan tampil. Sungguh kami lelah,
tapi kami juga gak bisa latian asal-asalan, semuanya harus serius dan
totalitas. Mana banyak gerakan dan formasi pertujukkan yang ga sesuai, jadinya
pelatih selalu marahin kami. Terus aja kami latian dan gladi sampe jam setengah sebelasan baru kelar, sampai di hotel
tengah malam. Besok subuh sudah harus latian dan persiapan naik panggung. Lelah
sekali diriku ini… kaki pegel, sebagian
temen keseleo jalan pincang, suara kayak kodok, mata merah nahan ngantuk, badan
pun remuk.
Tapi seluruh latian keras kami membuahkan hasil
yang manis, di malam dharma puruhita semua undangan dan penonton bersorak sorai
dengan apresiasi tinggi. Rektor seluruh univ datang, kami bangga. Sampai
puncaknya kami nangis terharu dan saling mengenggam erat tangan rekan
seperjuangan, dikukuhkan, resmilah kami menjadi bagian dari beswan djarum.
Tangis haru meledak saat dibacakan berapa belas ribu orang yang mendaftar dan
berjuang agar menjadi beswan, hingga kamilah orang-orang yang terpilih itu, 525
mahasiswa seluruh Indonesia calon pemimpin bangsa masa depan. Ada rasa bangga
dan bersyukur yang gak bisa dijelaskan lagi, sampai kami menangis amat bahagia.
Saat pertunjukkan selesai kami turun menemui pihak rektorat kampus yang hadir,
kami diberikan selamat. Wakil rektor III kampusku bilang kurang lebih gini,
“Kami bangga, kalian itu ibaratnya pasukan yang sudah menang di medan
pertempuran, pulang membawa prestasi setelah berjuang dengan ribuan orang di
luar sana. Selamat sudah terpilih.” Asli merinding disko mendengarnya.
Acara masih berlanjut guys, kami tiba-tiba
dikumpulkan ke sebuah aula yang gelap dengan sisa make up dan baju seragam pertunjukkan. Di tengah lelah itu, kami
dimarahin LO, sampai pas kita disuruh diam, tiba2 di depan kami ada sorot lampu
menyala, menampilkan sosok manusia yang bawa gitar dalam siluet. Kami bisik-bisik,
tiba-tiba aja lampu sorot menyala dan sebuah lagu pun berdengang, “THE
CHANGCUTTERS!” Astagah..semua teriak histeris gak percaya, kami dapat guest star lagi, hoahhhhh….Saat itulah
lenyap semua lelah, kami asik berdengdang, nari-nari, dan menikmati suasana.
Ini kayak nggak mungkin, energi kami ngumpul lagi. Apalagi pas lagu serong
kanan, serong kiri, semua beswan joget sampe lupa diri kalau udah kelelahan
wkwk. Di belakang kami ternyata ada para Pembina beswan, yang juga ikut nonton,
alamak malu euy! Wkwkw. Aku sempat ngobrol sama ibu Amy dan beberapa tim
pengurus beasiswa djarum plus lainnya, kami dikasih selamat dan sempat foto
bareng. Bahagiaaaa selali…
Tapi begitu sampai hotel kami langsung sedih,
malam itu juga kami harus berpisah kembali ke kota asal. Aku sempat
peluk-pelukkan alay sama rekan sekamar yang udah semacam nemuin belahan jiwa.
Terus sampai di lobby kami antar
kepergian dengan wajah haru biru. Lanjut ke sesi tukeran kado buat beswan
regional Surabaya. Hiks, sedih tapi juga seneng, campur aduk pokoknya. Sampai
hari ini moment NB selalu nancap di
hati…huhuaaaaa
2. Character Building:
Acaranya berlangsung 3 hari 2 malam di Lembang, Bandung. Kami akan di bagi
menjadi 5 batch, aku masuk di batch ke-4, dan acara ini berlangung di antara
masa mau berakhirnya UAS kwkkw jadinya penuh dengan drama saat kasih surat
dispen ke pihak dosen. Kami beswan Malang dan Surabaya menuju ke Bandung dengan
naik pesawat, mantap kan? Haha. Begitu sampai di Bandung kami langsung naik bus
menuju ke tempat latian di Lembang.
Baru juga sampai lokasi, aura penyiksaan
tercium, tentara plontos menyambut
dengan kesangarannya. Kami dikasih seragam, dikasih briefing dan melalukan medical
check up terlebih dahulu sebelum bertempur ke medan perang sesungguhnya. Penginapan
kami dilengkapi fasilitas bintang seribu alias tidur dalam barak pakai aturan
ketat tentara. Di barak semua harus dijalankan sesuai aturan, dari posisi
meletakkan tas, handuk, sepatu, bahkan apapun yang sedang dilakukan harus
ditinggal kalau sewaktu2 ada panggilan mendadak pelatih. Fix hidup berubah haluan jadi militer. Semuanya harus dikerjakan
dengan cepat dan tepat, mental bakal kerasa kalau di tata wkwk.
Malam harinya kami melakukan upacara pembukaan,
pihak djarum foundation resmi menyerahkan seluruh kehidupan kami 3 hari kedepan
kepada pelatih. Apapun yang pelatih suruh kami wajib kerjakan. Drama pertama
dimulai, kami dikasih tau kalau kapan saja dan dalam keadaan apapun mendengar
suara ledakan meriam maupun tembakkan kami harus lari menyelamatkan diri dengan
tiarap di balik pohon pinus. Satu pohon untuk satu orang, keselamatan adalah
hal nomor satu.
Duarrr…
baru juga dikasih tau eh ada meriam beneran
meledak, suara tembakkan peluru kenceng terdengar di beberapa sudut, nggak
pakai loading kami berhamburan lari
menyelamatkan diri, malam hari tanpa lampu dengan cuaca lembang yang pas banget
dingin2 basah karena musim hujan. Begitu sudah selamatkan diri dan aman, kami
kembali ke lapangan. Nafas baru tertata, eh dikasih tembakkan lagi dari arah
berbeda, larilah kami kocar-kacir, sampai ada yang tersandung akar pohon dan
kaki terkilir, nggak peduli kami harus tetep lari. Semacam udah insting, temen yang cewek, nggak kuat
lari atau yang kaki terkilir kami suruh tiarap di pohon terdekat, sisanya
ngalah lari naik ke atas sambil napas mau copot. Baru tiarap, kami diserang
lagi dari arah belakang, larilah lagi kami ke arah lain. Mampus, malam itu kami
kena semprot pelatih karena nggak sigap dan nggak punya empati, soalnya
beberapa teman yang nggak kuat kagak dibantuin selamatkan diri. Pemanasan
berakhir, kami tidur di barak. Jangan harap sampai barak kita bisa pasang koyo
atau minum obat linu, semuanya disita pelatih. Mantep?!
Baru juga tidur, sekitaran jam 12 malam
dengan kondisi hujan rintik syahdu suara ledakan meriam bunyi. Tembakkan peluru
terdengar di barak yang berlapis seng dengan suara nyaring, larilah kami
secepat kilat menyelamatkan diri ke arah pinus, padahal ada seruan berkumpul ke
lapangan. Hukuman pertama pun kami dapatkan, diomelin habis, kami salah
mendengar instruksi berkumpul dan kesalahan beriktunya kami ke luar barak tanpa atribut lengkap. Apapun
keadaannya, kami harus selalu sigap dan lengkap pakai atribut baik itu botol
minum di pinggang, topi, name tag,
sepatu plus kaos kakinya dan baju seragam. Sebagian besar dari kami lari tanpa pakai
topi dan sepatu. Aku pun cuma pakai kaos kaki dan sumpah itu dingin banget, soalnya
pas mau ambil sepatu di sebelahku sudah ada percikan api peluru yang terlepas.
Malam yang dingin dengan hujan mengguyur itupun kami lalui dengan dihukum push up 50 kali. Padahal di malam sebelum jam 12
kami sudah lari-lari menyelamatkan diri, baru merem, eh sekarang suruh push up dengan keadaan nggak pake sepatu
dan sarung tangan, lututku ingin remuk saja. Ditambah adegan dibentak kasar
dari pelatih pula, hujan kayak apapun nggak peduli, hukuman tetap berjalan.
Asli aku nyaris nangis dalam batin bilang “Pulangin aja aku, atau sekalian
pingsan disini” tapi mana bisa kaki pelatih bersepatu laras udah dengan
galaknya berdiri tepat dibawah wajahku yang push
up. Manisnya :’)
Pagi sampe sore kami harus
melaksankan misi menyelesaikan tantangan outbound
dengan tim. Lo kira enak? Hmm rasakan sensasinya naik di ketinggiaian 10
meteran lalu jalan di sebatang besi sambil mau terbang kena angin Lembang, atau
kepeleset di tengah lumpur, minum air lumpur, guling-guling di tanah, bahkan
gelantungan di atas jurang. Semua tugas gak ada yang mudah, mau kamu sakit
keseleo pun kamu harus menyesaikan tugas. Punya phobia ketinggian apapun, nggak peduli, kamu harus lewatin tantangan
yang tingginya bermeter-meter dengan keadaan bawahnya jurang atau lautan tanah
menganga.
Saat makan adalah sisksaan, kami emang laper
pake banget, tapi gimana ceritanya baik cowok cewek haru habisin jatah makan
sekotak dengan waktu hanya 5-10 menit aja? Iya sih makanannya enak, ada puding,
daging, sayuran tumis setengah matang, telur, buah dan kerupuk, porsinya pun
gede mantap. Tapi semua harus habis 5-10menit doang, mau duduk aja pake
upacara, duduk bersila tegak, no
bicara, sebelum dan selesai makan semua harus bersih dan rapi, nasi kececer
juga harus ditelen. Kalau gak selesai cuma dikasih waktu 10 detik makan, dan
temen se tim mau gak mau harus habisin juga. Keselek, keselek deh pokoknya. Belum
pernah rasain makan nasi dicampur nelen puding rasa manga kan? Atau makan
semangka dicampur kerupuk kriuk dan sayur buncis setengah matang? Nah harus
dicobain tuh wkwkw. Nano-nano rasanya. Hebatnya aku selalu bisa habisin semua,
karena kalau gak habis itu sama dengan nyiksa mulut dan perut temenmu. Lalu di
tengah syahdunya makan, bom Meriam meledak, apapun keadaanya kamu kudu lari selamatkan
diri. Keselek dan memuntahkan makanan haram hukumnya, jadilah tiarap sambil
ngunyah daging, nasi, plus puding dalam mulut. Nyesek bos. Habis gitu lari sana
lari sini, mual gak tuh?
Di hari berikutnya, kami
melewati caraka malam, alis di malam jumat yang sesunyi itu kamu harus jalan
sendirian tanpa teman ataupun lampu penerangan. Melewati hutan pinus dengan
merinding disko, ketemu hantu aneka rupa dengan membawa pesan rahasia berisikan
mantra mengerikan. Semua jalan sendiri-sendiri, nggak ada petunjuk yang bisa
kamu ikutin selain mengikuti seuntai tali yang disampirkan ke sebelah
pohon-pohon, kalau panik ketakutan kamu bisa lari, Sekali lari dan lepas tali,
jurang yang nyata siap menyambutmu. Kemenyan dan aroma melati aduhai siap
mewarnai malam indahmu yuhu…yang gak takut pun bisa aja jantungan panik wkwk.
Apapun bisa terjadi, dan kita gak tahu siapa yang jadi hihi hihi nya, hanya
iman di dada yang bisa membawamu pulang ke barak dengan selamat tanpa hukuman
ataupun cidera, plus kemungkinan tersesat.
Di hari terakhir semua
pencapaian tugas kita dinilai, skor dihitung, dan tibalah saat penentuan.
Setiap tim punya target skor sebelum berjuang outbound, bagi siapa saja yang berhasil mencapai target akan dapat hadiah,
bagi yang gagal hadiah indahmu pun menanti. Setelah skor dihitung, kami semua
gagal. Jadilah setiap skor kekurangan target kami adalah jumlah push up yang harus kami lakukan. Tim ku push up sekitar lebih dari 30 kali.
Begitu selesai push up kami harus
hormat berdiri ke arah tim lain yang masih melanjutkan hukuman. Saat semua
tuntas dihukum, kami masih harus push up seratus
kali karena akumulasi rekan se batch
yang menghilangkan atribut dan melakukan pelanggaran, 1 orang salah adalah sama
dengan se batch yang salah. Ya udah push up lah kami lagi dengan sisa
tenaga, lalu hujan deras pun mengguyur indah. Timku adalah yang paling apes,
karena saat game pipa bocor kami kena
hukuman jadilah suruh push up di
dalam lumpur setinggi perut, begitu keluar lumpur kami gak bisa cuci bersih
diri karena game basah berikutnya telah
menunggu. Sampai kapan dipelototin rekan tim lain, diketawain Pembina dan
pelatih, tubuhku kita lumpur semua udah kayak monster hidup. Sudah kaki lecet,
tangan luka, lelah tiada hingga, masih disuruh beginian.Oh indahnya dunia, eh
pas acara kelar, push up ratusan kali
pake drama hujan segala. Apes
Tapi tenang di hari terakhir
saat perpisahan, tim aku jadi yang paling banyak mendapatkan skor target dan
pulang dengan perhargaan red ribbon team.
Habis upacara penutupan kami
membakar seluruh sifat buruk dalam diri dalam tulisan di kertas, lalu di lempar
ke api unggun. Setelah itu nyanyi bareng di tengah api unggun, “Jika tua nanti kita tlah hidup
masing-masing, ingatlah hari ini” duhh nangis bahagia deh, yang keseleo
mendadak sembuh, yang kakinya lebam mau rontok mendadak tegak wkwkwk.
Banyak pelajaran yang aku
dapatkan dari character building, mulai
dari akuntabilitas dalam membuat target, tangguh dan berani menghadapi
tantangan, tanggung jawab, tenggang rasa, kesetaraan, patuh pada aturan, serta
memperkuat sisi religiusitas, dll.
3. Leadership Development. Intinya
kita bakal dapat pelajaran how to be a
good leader, yang punya visi
misi, kemampuan komunikasi oral dan non oral, yang memotivasi, dan memiliki kecerdasan
emosional yang baik. Bakalan banyak mentor hebat disini yang pada jago dan ahli
di bidangnya. Tantangannya pun nggak kalah bikin otak kerja dan mata
berkantung, kalau mau baca lebih lanjut bisa cek di blogk ku tulisan All about Lontong Kupang. Di program ini
kami juga akan melakukan debate
competition Alhamdulillah tim aku menang, dan saya mewakili sebagai 3rd
speaker, mendampingi Irfan 1st speaker IPB, Nia 2nd
speaker UGM, mosi yang dibahas adalah tentang kebijakan bebas visa ke
Indonesia. Di LD kami diajarkan teori dan langsung praktik, jadi ilmu yang
didapatkan pun cukup menancap.
Bukan cuma itu, gara-gara LD aku punya geng
rumpik baru bareng sama Kiki dan Anggi beswan Jogja, plus bu dokter cantik Zaza
dari Aceh, tau kenapa kita jadi akrab banget dengan cepat? Itu karena kami
sama2 penganggum salah satu Pembina beswan wkkwkw, padahal kita tau si doi udah
mau nikah, nasib wkwk. Lucunya saat debate
competition kami adalah musuh, aku dan Anggi satu tim abu2, sedangkan Kiki
dan Zaza menjadi kubu lawan tim merah, tapi sebelum bertanding kami saling
kasih semangat dan sarapan bareng wkwkw.
Intinya menjadi bagian dari beswan djarum
adalah kebanggan dan anugrah luar biasa, ilmunya banyak banget yan di dapatkan.
Beswan adalah kerja keras tiada akhir, di masa seleksi saja kami harus
berjuang, saat ikut pelatihan pun begitu wkwk. Banyak pelajaran hidup dan teman
baik yang bakal kalian dapatkan, so tunggu apalagi yuk daftarin diri kamu!
Dengan
cinta,
Rahmita Laily
M.
Beswan Djarum
2016-2017 angkatan 32
Universitas
Muhammadiyah Malang
waaaa
BalasHapus