Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Belajar Lebih Peka dari Makan Pop Mie!

Gambar
  Hari gini siapa yang tidak mudah tergoyahkan imannya ketika ada temen sebelah makan Pop Mie? Mie instan yang bisa dibawa kemana-mana dengan aroma yang langsung bikin perut keroncongan. Seruputannya yang bikin orang di sebelah ngiler dan langsung buyar konsentrasi. Makan Pop Mie di dalam ruangan yang isinya banyak orang, sama aja kayak kamu nyebarin aroma kentut. Beracun, menusuk, tepat menyerang KO indra penciuman. Makhluk seruangan bisa gempar sambil ngomel-ngomel bahkan mengumpat. Meskipun begitu produk ini punya nilai moral yang jarang dibahas. Pernahkah kita sejenak berpikir, bahwa mungkin saja dari makan Pop Mie kita bisa belajar tentang empati dan kepekaan sosial? Pernah suatu ketika, jam makan siang, aku dan temen sekantor lagi laper banget. Mau beli makan tapi cuaca lagi panas dan kaki mager buat jalan jauh, pilihan hati jatuh pada Pop Mie. Beli mie di kantin terdekat dengan waktu pembuatan super cepat. Kemudian kami melewati kantor sebelah sambil berusaha nutupi...

Masih Banyak yang Lebih Penting! #CatatanuntukDiriSendiri #MulaidariAku

Gambar
Seringkali manusia merasa terjebak akan pertanyaan klasik pada usia tertentu.  Sebut saja : - kapan nikah? - kapan lulus? - kok belum kerja? - yah, usia segini masih sendiri? - kok hidupmu, begitu aja ya? Mengapa tidak sekali orang bertanya, "kapan kamu mati?" Munculnya pertanyaan semacam ini tanpa ada awal pembicaraan yang jelas, sekedar basa-basi, cukup untuk menandakan orang ini kurang kerjaan, bukan? Apa ya tidak ada yang lebih penting?  Basa-basi yang sungguh basi! Sekarang kalau tidak bisa mengubah dunia agar enyah pertanyaan semacam ini, maka mulai dari diri sendiri. Isu lulus, kerja, dan menikah, seolah itu melulu yang diputar-balik. Mulailah untuk mencari basa-basi yang lebih penting dan berempati. Orang seperti enggan peduli tentang bagaimana orang lain berjuang.  Tidak peduli seberapa banyak pengalaman, ilmu, skill, atau bacaan yang dikuasai.  Kurang paham dengan perjuangan orang meraih impian dan menyelesaikan ego, agar tidak lagi d...

Tidak Ada yang Sia-sia

Gambar
Beberapa kali aku bertanya, tentang "mengapa aku menjalani apa yang ku jalani sekarang?" Memperhitungkan soal untung dan rugi dalam menjalani apa yang ku pilih, entah sejak kapan aku memikirkan analisis semacam ini dalam pengambilan keputusan. Mungkin karena sudah beberapa kali kecewa ketika menjalani apa yang ku pilih. Kadang juga aku bertanya, "mengapa aku merasa amat bodoh dan jatuh pada lubang yang sama, lebih dari satu kali?" Semua pertanyaan itu menggiringku pada kesimpulan: bahwa yang aku lakukan sebenarnya hanya sia-sia. Sebab dari segi materi-tidak menghasilkan, segi fisik-banyak mengeluarkan energi, apalagi pikira-seringkali dibuat pusing berpikir soal ini dan itu. Aku merasa, kenapa suka sekali menambah masalah dan pekerjaan? Apa aku tidak cukup sadar diri dengan batasan yang aku punya? Permasalahannya aku seringkali merasa tidak cukup bekerja keras untuk semua yang ku impikan. Tetapi aku juga merasa tubuh dan energi yang ku mil...