SEMU






Sepagi itu engkau pergi
Mendebarkan jantung
Menelusupkan sesak

Sejak awal hingga akhir
Tanya terus menjalar
Tentang bagaimana jika
Tentang bagaimana bila
Tentang bagaimana seandainya

Lalu, mentari bersinar
Di batas cakrawala aku melambaikan tangan
Kepada engkau yang semu

Bayanganmu jauh dari angin
Meski entah mengapa dekat di nadi

Kalau aku menunggu,
pada bangku-bangku yang kosong
atau pun,
pada lautan lepas
Akankah sepi menjadi riuh?

Bagaimana menjelaskan cinta
Jika kita di kutub berbeda?

Tanya
Terus
Tak
Berhenti

Untuk apa kau alirkan irama
Jika aku tak mampu membaca nada

Menantang langit hanya untuk akhir cerita
Bertanya tentang rahasia dan misteri
Kita menyebutnya takdir,
tapi bagaimana bisa, bayangmu sesemu itu?

Hingga waktu pun terlelap
dan jawab tak kunjung datang
Menjadi gelap
hingga kembali ke siklus yang sama

Teruntuk kamu, yang abu-abu:
Namamu menyelip diantara kata
Tersemat di antara kisah
Abadilah bersama cerita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHAS BANYUWANGI

All About Keluarga 'Lontong Kupang'